Satu Perusahaan mengalami masalah stock accuracy di gudangnya.
Dianggap masalahnya adalah karena pengerjaan masih manual, belum menggunakan Software Komputer.
Akhirnya Manajemen dan Direksi memutuskan untuk membeli Software Komputer untuk gudang.
Setelah mencari di beberapa Software House, akhirnya dipilihlah satu Software yang cocok dengan keperluan gudang dan budget Perusahaan, yang murah yang bagus.
Saat pertama kali ingin menerapkan Software, personil gudang dan akuntansi diminta untuk stokopname dulu, untuk entry sebagai saldo awal.
Manajemen dan direksi berasumsi, jika Softwarenya Oke dan saldo awal Oke, maka setelah beberapa banyak transaksi masuk keluar barang, pasti saldo akhirnya Oke juga.
Ternyata yang kemudian terjadi tidak seperti yang dibayangkan, saldo akhirnya TIDAK OKE, saldo yang di komputer tidak sama dengan fisik, makin lama selisihnya makin jauuuuh.
Manajemen mulai bingung, akhirnya si Software House diundang datang kembali, masalah disampaikan.
Pihak Software House tidak mau disalahkan, mereka bilang, mari kita coba sama-sama pakai test data, kita lihat saldo akhirnya benar atau tidak.
Setelah dicoba sekian banyak transaksi ternyata saldo akhirnya benar.
Pihak Software House berkata : "Di komputer kan ada istilah GIGO, garbage in garbage out", dalam kasus ini, data yang dientry oleh personil gudang tidak akurat (seperti garbage) jadi Perusahaan menerima data garbage juga.
Akhirnya manajemen yakin dengan software tsb, tapi masalahnya tidak terpecahkan.
Komentar
Posting Komentar