Satu hari saya masuk ke Perusahaan Manufaktur, katakan Perusahaan A. Di Departemen Logistik saya melihat Deskripsi kerja seorang stafnya. Pada Deskripsi kerjanya saya lihat salah satu tugas rutinnya adalah Stokpname sampling 10 kode barang per hari di gudangnya. Sekilas stokopname sampling 10 kode barang per hari tampak mudah. Bagaimana menurut Anda? Kemudian saya tanya ke Staf Logistik tersebut apakah stokopname sampling ini berjalan, sudah tidak jalan katanya. Mengapa? Saya akan jelaskan jawabnya. Penyimpanan satu kode barang di gudang Perusahaan A ternyata tersebar di beberapa lokasi dalam satu gudang. Jadi misalnya 10 kode barang yang akan distokopname sampling adalah kode barang : A, B, C, D, E, F, G, H, I, J. Saat Staf Logistik masuk ke gudang untuk melakukan stokopname sampling kode barang pertama yang akan distokopname adalah kode barang A, Staf Logistik akan pergi ke lokasi kode barang A biasa disimpan, katakan stoknya ada 10 pcs, maka akan dicatat di kertas stok barang
Software CMMS umumnya terdiri dari 2 modul utama : Preventive Management dan MRO (Maintenance Repair Overhaul). Preventive Management Preventive Maintenance adalah sistem penjadwalan pengecekan dan perbaikan mesin yang dilakukan secara periodik, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang parah sehingga dapat menggangu aktivitas produksi. Melalui pemanfaatan prosedur Preventive Maintenance yang baik, di mana terjadi koordinasi yang baik antara orang-orang produksi dan maintenance maka : 1 . Kerugian waktu produksi dapat diperkecil. 2. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi atau dihindari. 3. Kondisi mesin akan lebih terkontrol. MRO Maintenance, Repair, Overhaul adalah modul untuk mencatat semua kerusakan mesin yang telah terjadi dan langkah perbaikannya. Bermanfaat untuk analisa: Total waktu kerusakan mesin. Sparepart yang digunakan untuk perbaikan. Big Trouble (Dashboard). PIC Maintenance yang memperbaiki kerusakan. Waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan. De